Senin, 08 April 2013

Sejarah Evaluasi


Informasi Biblika

Penulis kitab Kejadian menyatakan bahwa pada saat Tuhan menciptakan: terang, cakrawala, daratan dan lautan, dan Tuhan mengevaluasinya dan mengatakan: Baik. Dengan kata lain proses penciptaan pada hari pertma sampai hari kedua dinilai oleh Tuhan: Baik. (Bnd. Kej. 1:1-8)
Selanjutnya penciptaan pada hari ketiga sampai hari keenam dinialai oleh Tuhan: Sungguh Amat Baik. Evaluasi ini bersifat kualitatif (Baik, dan Sungguh amat Baik/sangat baik), bila evaluasinya dirubah dalam bentuk kuantitatif (Evaluasi Kuantitatif) maka diberi angka 80 -89 (B), dan 90 – 100 (A).
Jadi evaluasi atas ciptaan Tuhan adalah:
a.    Hari 1 – 3 = Baik
b.    Hari 3 – 6 = Sungguh Amat Baik
Bila evaluasi ini ditempatkan dalam format penilaian skala interval dengan pengukuran skla Likert maka akan menjadi:
a.    Sangat baik         : SB     diberi skor      (5)
b.    Baik                      : B       diberi skor      (4)
c.    Cukup Baik         : CB    diberi skor      (3)      
d.    Kurang Baik        : KB     diberi skor      (2)
e.    Tidak baik           : TB     diberi skor      (1)

No
Pernyataan
SB
B
CB
KB
TB
1
Hasil penciptaan-Ku hari 1 – 2





2
Hasil penciptaan-Ku hari ke-2-6













Definisi Konseptual

Penciptaan adalah terwujudnya/terbentuknya sesuatu dari tidak ada menjadi ada karena kekuatan firman-Nya
Definisi Operasional
Pencipataan adalah penilaian Tuhan atas ciptaan-Nya dengan dimensi baik dengan indikator ciptaan hari 1-2, dan dimensi sungguh amat baik dengan indikator ciptaan hari ke-3 – 6.

Indikator:
a.    Ciptaan hari pertama
b.    Ciptaan hari kedua
c.    Ciptaan hari ketiga
d.    Ciptaan hari keempat
e.    Dst.
Evaluasi sebagaimana yang dijelaskan di atas merupakan salah satu Evaluasi yang dilakukan oleh Tuhan, evaluasi ini kemudian dilakukan manusia misalnya: Evaluasi Adam, yaitu semua binatang yang dinamai Adam tidak satupun yang cocok atau sepadan dengan Adam. Tuhan menciptakan Hawa dan menempatkan Hawa menjadi tulang rusuknya. Lalu Adam mulai mengevaluasi: sambil Adam menatap Hawa dan menyatakan: “Inilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” (Bnd. Kej. 2:19-23). Evaluasi ini kemudian berlanjut yaitu dari Adam ke generasi berikutnya sampai munculnya seorang Ralph Winfred Tyler (1902 – 1994), yang mulai melakukan evaluasi atas “Efektivitas Pengalaman Belajar” yang membawa Ralph Winfred Tyler sebagai pencetus istilah “Evaluasi Pendidikan” dan penemu dan pengembang teori evaluasi pendidikan sebagai suatu ilmu yang disebut “Ilmu Evaluasi” .
Evaluasi yang disaksikan dalam Alkitab (PL dan PB) bukanlah evaluasi dalam arti “Ilmu evaluasi” tetapi esensi evaluasi itu ada dalam kesaksian Alkitab. Hal ini sama dengan “kasus” Kereta Api, mobil dan lain sebagainya. Kereta api memang tidak dibicarakan dalam Alkitab tetapi alat angkut atau transportasi disaksikan dalam Alkitab.
Mari dalam doa, kita mendoakan juga mereka yang sedang meneliti karena hasilnya berguna bagi siapa saja. Misalnya hasil penelitian Ralph Winfred Tyler dalam bidang "evaluasi", ilmunya akhirnya dipelajari di umum maupun dunia agama termasuk Bidang "Pendidikan Agama Kristen", dimana "evaluasi" telah diterapkan dalam dunia Pendidikan Teologi sebagai "Evaluasi Pendidikan Agama Kristen".

Secara Umum (Pra Ilmu Evaluasi)


1.    Sejarah Evaluasi Di Tiongkok
Tidak ada disiplin ilmu yang tidak memiliki sejarah, demikian juga ilmu evaluasi. Untuk memahami sejarah evaluasi maka informasi akademis Dr.Wirawan dapat menolong kita memhami sejarah singkat praktik evaluasi sampai menjadi "ilmu mandiri" yang disebut "Ilmu Evaluasi" yang dipelajari secara khusus dalam dunia pendidikan. Wirawan (2011:4-5) menyatakan bahwa sejarah penggunaan evaluasi yaitu dimulai di Tiongkok (Cina) pada tahun 2.000 SM. Evaluasi pada waktu itu dipergunakan untuk mengevaluasi para pegawai kerajaan Tiongkok. Evaluasi dilakukan terhadap calon pegawai kerajaan yang terdiri dari (1) Calon pegawai kerajaan, dan (2) pegawai kerajaan. 
1.    Evaluasi terhadap calon pegwai kerajaan yaitu dari segi pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan layanan public. Pengetahuan itu meliputi:

a.     menulis,
b.    berhitung,
c.    kebudayaan
d.    keseniaan
e.    dll

2. Evaluasi untuk pegawai pemerintah dilakukan dengan tujuan untuk:

a. menentukan perkembangan karier,
b. kinerja dan
c. kompetensinya

2.  Sejarah Evaluasi di Inggris.

Wirawan (2011:4) menyatakan: pada abad ke-19 di Inggris telah dibentuk Royal Commission yang tugasnya adalah mengevaluasi layanan publik. Evaluasi ini baru terbatas pada aktivitas administrasi. Jadi, perkembangan evaluasi di Ingggris pada abad ke-19  tidak dalam arti sebuah cabang ilmu pengetahuan yang bisa berdiri sendiri sebagaimana disiplin ilmu lain yang telah mandiri pada waktu itu.

3. Sejarah Evaluasi di Amerika Serikat: Sejarah Ilmu Evaluasi

Evaluasi tidak hanya dilakukan di Inggris tetapi berkembang juga di Amerika. Pada tahun 1843, Horace Mann memimpin suatu evaluasi program yang mengevaluasi system sekolah di Boston. Evaluasi dilakukan untuk mencari tahu apakah system sekolah di Boston berhasil atau sukses mendidik para siswa yang dididik di Boston. Pada tahun 1887 dan 1898 Joseph Rice mengadakan penelitian mengenai kemampuan pengejaan kata-kata dari 33.000 murid di Sistem Distrik Sekolah Besar. Fokus evaluasi adalah test yang berstandar bagi para siswa untuk menentukan apakah pendidikan yang dilaksanakan di sekolah berhasil atau tidak berhasil (Wirawan (2011:4). Berdasarkan paparan ini menjadi jelas bahwa “evaluasi” yang dilaksanakan di Tiongkok dan Inggris yang terbatas pada non disiplin ilmu mandiri, tetapi di Amerika mulai mengarah pada lembaga pendidikan, yang kemudian diikuti dengan penelitian sebagai cikal bakal lahirnya evaluasi sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri. Selanjutnya mulai muncul berbagai istilah yang berhubungan dengan evaluasi. Salah satunya adalah istilah “Bapa Evaluasi”.

3. Bapak Evaluasi

Wirawan (2011:5) menyatakan: pada tahun 1930-an Ralp Winfred Tyler yang disebut sebagai Bapa Evaluasi menciptakan sebuah istilah "ontology evaluasi" yaitu “educational evaluation” (evaluasi pendidikan). Selain menciptakan atau menggunakan istilah “evaluasi pendidikan”, Tyler terkenal dalam hasil pemikirannya tentang kurikulum dan evaluasi. Pada masa Tyler, Ia terkenal denga teori evaluasi (pengertian, konsep/variable/konstruck, dalil-dalil ). Ia mengemukakan teori “Goal based evaluation model”. Sebuah teori yang berusaha mengevaluasi apakah tujuan suatu program dapat tercapai atau tidak.

4. Evaluasi Berkembang Menjadi Ilmu Evaluasi (Ilmu Mandiri)

Amerika Serikat menjadi lading yang subur bagi perkembangan para pemikir evaluasi yang kemudian berdiri menjadi sebuah ilmu mandiri yang disebut dengan “Ilmu Evaluasi”. Di Amerikalah “Ilmu Evaluasi” mulai berkembang menjadi suatu cabag Ilmu mandiri. Artinya Evaluasi sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri sama seperti Fisika, Kimia, Biologi yang mandiri dari Filsafat (Induk Ilmu Pengetahuan).
Berdirinya “evaluasi” sebagai sebuah Ilmu Mandiri yang disebut dengan :Ilmu Evaluasi” tidak dapat dipisahkan dari peranan Tyler. Hal ini disebabkan karena Tyler merupakan orang pertama di Amerika Serikat yang mengemukakan teori “evaluasi”. Selanjutnya Amerika menjadi tempat pertama berkembangnya Evaluasi sebagai suatu ilmu mandiri yang dipelajari di perguruan tinggi sejak tahun 1960-an. Di Amerika juga berkembang suatu profesi yang disebut dengan profesi evaluasi yang dilaksanakan oleh seorang evaluator. Kemudian berkembang lembaga-lembaga evaluasi di universitas, organisasi departemen pendidikan, dinas pendidikan, lembaga konsultan. Semuanya itu terjadi di Amerika. (Wirawan, 2011:5)

5. Sejarah Evaluasi di Nusantara dan Indonesia (atau disini)

Pelaksanaan evaluasi di Nusantara (sebelum Merdeka dan menjadi Indonesia), evaluasi dilakukan pada zaman penjajahan Belanda. Evaluasi dilakukan terhadap hasil bumi di Nusantara seperti:  rempah-rempah, kopi, teh, karet, dan lain sebagainya yang hendak dikirim ke Eropa. Evaluasi pada waktu itu digunakan untuk:
1.    Menilai kualitas produk (rempah-rempah, kopi, teh, karet dll) atau evaluasi yang disebut dalam Bahasa Belanda “Connoisseurship/kononosersif”
2.    Menilai kinerja pegawai (amtenaar) penjajah
3.    Menilai kondite Tentara Penjajah
4.    Menilai kondite Polisi Penjajah
5.    Menilai sekolah: Administrasi dll
6.    Menilai hasil belajar/kemampuan siswa mengerjakan soal
Bila dikelompokkan maka evaluasi di Nusantara dan Indonesia meliputi:
1.    Evaluasi kualitas Produk
2.    Evaluasi Kinerja Pegawai
3.    Evaluasi Kondite Tentara Penjajah
4.    Evaluasi Kondite Polisi Penjajah
5.    Evaluasi Penilik Sekolah
6.    Evaluasi Hasil Belajar (ujian)
Evaluasi di lembaga pendidikan di Indonesia pada zaman kekuasaan Belanda sampai tahun 1950-an, evaluasi dilakukan oleh seorang penilik sekolah. Proses berlangsungnya evaluasi oleh penilik sekolah dilakukan dengan cara penilik datanga ke sekolah dan mengadakan evaluasi yang meliputi:
1.    Mengevaluasi sekolah. Bidang yang dievaluasi penilik sekolah yaitu:
a.    Administrasi umum
b.    Kesehatan siswa
c.    Kebersihan lingkungan sekolah. Untuk bagian ini saya teringat pengalaman di Sekolah Dasar Negeri Kolomana Masmur, Kecamatan Alor Timur Kabupaten Alor, propinsi Nusa Tenggara Timur, pada tahun 1970 -1978
yaitu ketika tiba waktu sekolah hendak dikunjungi oleh penilik sekolah maka setiap murid diinstruksikan oleh wali-wali kelas untuk membersihkan sekolah, membersihkan halaman sekolah, memotong rumput di kebun sekolah dengan maksud agar kepala sekolah dan guru-guru diniali berhasil.
2.    Evaluasi hasil belajar Siswa
Penilik sekolah pada zaman Pemerintahan Belanda dan setelah kemerdekaan sampai tahun 1950, penilik sekolah tidak hanya mengevaluasi sekolah seperti yang disebutkan di atas, penilik sekolah juga mengevaluasi hasil belajar siswa dengan cara penilik masuk ke kelas-kelas, dan meminta siswa untuk mengerjakan soal pelajaran tertentu sesuai kurikulum. Selain itu penilik juga mengevaluasi persiapan mengajar guru. Setelah itu, hasil supervisi penilik sekolah akan dibahas dalam rapat bersama kepala sekolah dan guru. Bila ada kekurangan yang perlu diperhatikan dan diadakan perbaikan maka langkah perbaikan (remedial) program disusun dan dilaksanakan oleh kepala sekolah dan para guru (Wirawan, 2011:5).[1]

Perkembangan Evaluasi di Indonesia
            Perkembangan evaluasi pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari didirikannya Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Deparetemen Pendidikan dan Kebudayaan pada masa Suharto (Orde Baru). Pada tahun 1980-an berkat adanya keuntungan minyak bumi yang melimpah maka Balitbang Dikbud melakukan berbagai inovasi pengembangan pendidikan. Sejak itu dimulainya berbagai Pilot Project Pendidikan di bangun di berbagai penelitian dan evaluasi pendidikan dilakukan. Perkembangan seperti itu didukung dengan pengajaran Ilmu Evaluasi Program Pendidikan di Pendidikan Tinggi yaitu di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Indonesia. Akan tetapi menurut Wirawan, kini atau tepatnya memasuki abad 21, unit-unit khusus evaluasi pendidikan belum banyak berkembang di departemen-departemen pemerintah dan dinas-dinas pendidikan di seluruh Indonesia. Jadi, evaluasi pendidikan pun belum banyak dilakukan di Indonesia (Wrawan:2011:7)
            Selanjutnya dalam bidang pendidikan terdapat dua jenis evaluasi yaitu:
1.    evaluasi hasil belajar
2.    evaluasi program pendidikan
Hal yang sama dikemukakan Tim Applie Aproach UNS (2009:121) yaitu dalam evaluasi pembelajaran terdapat dua jenis evaluasi, yakni:
1.    Evaluasi Program, seperti:
a.    evaluasi tujuan pembelajaran: memadai dan secara konsisten dicapai melalui penggunaan materi, metode, media, sarana dan prasarana pembelajaran, mahasiswa dan dosen, serta waktu yang digunakan memdai untuk mencapai tujuan.
b.    evaluasi materi pembelajaran: apakah memadai
c.    evaluasi metode pembelajaran: apakah memadai
d.    evaluasi media pembelajaran: apakah memadai
e.    evaluasi sarana dan prasarana pembelajaran: apakah memadai
f.     evaluasi mahasiswa : apakah mahasiswa memadai
g.    evaluasi dosen: apakah dosen memadai
h.    evaluasi waktu: apa waktu dipakai secara konsisten
2.    Evaluasi Hasil Belajar: dilakukan melalui:
a.    Tes
                                                  i.    Objektif
                                                ii.    Uraian
b.    Non Tes
c.    Penilaian Alternatif (lihat uraian asesmen alternatif)
Wujud Penilaian Alternatif dapat berbentuk:
a.    Rubrik (Kriteria)
b.    Tugas
         Evaluasi hasil belajar diadakan dengan tujuan untuk mengukur apakah pembelajaran berbagai bidang ilmu yang dipelajari itu telah mencapai tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum pembelajaran. Cara melakukan evaluasi hasil belajar dapat ditempuh melalui:
1.    Memberi pekerjaan rumah
2.    Ulangan umum
3.    Ujian Nasional
Evaluasi Program Pendidikan dilakukan untuk mengevaluasi berbagai aspek pendidikan, seperti:
a.    Kurikulum
b.    Proses
c.    Metode pembelajaran mata pelajaran
d.    Layanan pendidikan
e.    Tenaga pendidik
Jadi, evaluasi hasil belajar atau evaluasi hasil pembelajaran dilakukan untuk memberi masukan kepada evaluasi program pendidikan (evaluasi program pendidikan: Tujuan pembelajaran, materi, metode, media, sarana dan prasarana, mhs, dosen dan waktu, hasil belajar).
Pengertian Evaluasi
Banyak bahkan ribuan definisi tentang evaluasi, salah satunya:
Evaluasi adalah riset untuk mengumpulkan , menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya dengan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi.
 


[1] Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi Contoh Aplikasi Evaluasi Program: Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Mandiri Perdesaan, Kurikulum, Perpustakaan, dan Buku Teks  (Jakarta : Rajawali Press, 2011), hlm. 5
Previous Post
Next Post

About Author

1 komentar:

  1. Seminole Hard Rock Hotel & Casino, Seminole - MapyRO
    Get directions, 과천 출장안마 reviews and 포천 출장샵 information for Seminole Hard Rock Hotel & Casino in Hard Rock, FL. Built in 1944, this hotel is 5 영천 출장안마 star. Rating: 2 · 속초 출장샵 ‎3 태백 출장샵 reviews

    BalasHapus