Bahan ini dimuat atas izin mahasiswa yang bersangkutan. Mohon diperhatikan aturan kutipan dari sumber yang dilindungi hak cipta. Silakan mahasiswa STT REM Program Magister PAK yang telah selesai belajar Evaluasi PAK boleh nyusul (mengirim naskah via email untuk selanjutnya dipublis di blog ini. Jika para pembaca mendapati isi blog ini ada pelagiat maka dapat menyarankan kepada kami di email: ymuanley@gmail.com atau via telp: 081388662585 dan selanjutnya kami akan menghilangkannya. Kita meminimalkan dosa akademis (pelagiat). Terimakasih untuk saudara Fatizanola Warasi, S.Th. yang berkenaan mengizinkan tugasnya dimuat dalam blog ini. Blog ini dikelola dan dalam tanggungjawab: Dr. Yonas Muanley, M.Th.
TUGAS AKHIR
TEORI EVALUASI
Mata Kuliah : EVALUASI PAK
Dosen Pengampu: Dr. Yonas Muanley, M.Th
OLEH :
FATIZANOLO WARASI, S.Th
NIM: 01238108
PROGRAM PASCA SARJANA
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK)
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI RAHMAT EMMANUEL
(STT-RE)
JAKARTA 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap ilmu pengetahuan
mempunyai berbagai teori yang membentuk tubuh ilmu pengetahuan. Secara umum, teori adalah sebuah
sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan di antara
konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga
bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk
mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa
tindakan selanjutnya.
Demikian juga pada setiap bidang terutama bidang
pendidikan, perlu evaluasi. Dan di dalam melakukan evaluasi dibutuhkan teori
evaluasi. Dalam bidang pendidikan salah satunya adalah mengevaluasi program,
misalnya : kurikulum, proses dan metode pembelajaran, tenaga pendidik, dan
sebagainya. Untuk lebih jelas pembahasannya, maka penulis mengangkat makalah
ini dengan judul: “ Teori Evaluasi.”
Menurut Dr. Yonas Muanley, M.Th bawa: “Dalam ilmu Pendidikan Agama Kristen (PAK) tidak
dibahas teori evaluasi secara khusus namun secara keilmuan teori evalusai
sangat dibutuhkan sekali dalam pengembangan Pendidikan Agama Kristen, secara
progresif dan berkesinambunagan.” Evaluasi sebenarnya ada tertulis dalam
alkitab, berbunyi demikian:
“ Allah melihat semuanya itu baik.” (Kejadian
1:25b)
Dari
ayat tersebut di atas bahwa sebenarnya Tuhan menilai hasil dari ciptaanya baik.
Kemudian Allah juga memberikan mandat kepada manusia untuk melanjutkan tugas tersebut untuk
menjaga, merawat, mengusahakan ciptaanNya.
B. Tujuan
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pendapat-pendapat
para pakar tentang teori evaluasi.
C. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini adalah, pengertian dari teori, fungsi teori, pengertian evaluasi
serta pendapat – pendapat para ahli tentang teori evaluasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pentingnya Teori
1. Pengertian
Teori
Salah satu persyaratan suatu cabang ilmu
pengetahuan adalah mempunyai teori. Tak ada ilmu pengetahuan tanpa mempunyai
teori karena inti dari ilmu pengetahuan adalah teori. Fred N. Kerlinger (1986)
mendefenisikan teori ilmu pengetahuan sebagai berikut :
“ A theory is a set of interrelated constructs
(concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of
phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of
explaining and predicting the fenomena.”
Defenisi ini mengemukakan
tiga hal mengenai teori :
1.
Teori merupakan
suatu set dalil yang terdiri dari konstruk-konstruk yang mempunyai definisi dan
saling terkait.
2.
Teori
mengemukakan saling terkaitnya suatu set variabel-variabel (konstruk-konstruk)
, dan dalam melakukan itu, mengemukakan suatu pandangan sistematik mengenai
fenomena yang dilukiskan oleh variabel-variabel.
3.
Teori
menjelaskan tentang fenomena. Dalam melakukan hal tersebut teori menjelaskan
variabel apa, berkaitan dengan fariabel apa, dan bagaimana variabel-fariabel
tersebut berhubungan. Jadi memungkinkan peneliti untuk memprediksi dari
variabel tertentu ke variabel lainnya.
Menurut wikipedia,
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang
saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan
fenomena alamiah.
Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran
teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa
variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada
bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori
merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada
sekumpulan fakta-fakta. Pernyataan teori umumnya hanya diterima secara
"sementara" dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif.
Dalam ilmu pengetahuan, teori model atau kerangka pikiran yang
menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan,
dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk
menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu (misalnya, benda-benda
mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan). Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan (misalnya :
apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah teori membentuk
generalisasi atas banyak pengamatan dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan
saling berkaitan.
Sebagai cabang ilmu yang mandiri mempunyai
banyak teori yang unik khusus untuk cabang ilmu tersebut. Bagi suatu cabang
ilmu , teori-teorinya membentuk kerangka tubuh dari ilmu tersebut. Jika
dibandingkan dengan tubuh manusia, teori-teori membentuk tulang - belulang dan
otot-otot dan berbagai organ tubuh lainnya yang esensial bagi kehidupan
manusia. Tanpa tulang - belulang dan otot-otot, manusia tidak dapat berdiri,
berjalan, dan bergerak untuk mencapai tujuannya.
2.
Fungsi Teori
Tujuan akhir dari ilmu pengetahuan adalah
terciptanya teori-teori ilmu pengetahuan. Teori ilmu pengetahuan mempunyai 5
(lima) fungsi , yaitu :
1.
Menjelaskan terjadinya fenomena.
Teori dapat menjelaskan fenomena ilmu pengetahuan yang telah dan sedang
terjadi.
2.
Memprediksi fenomena.
Teori ilmu pengetahuan dapat meramalkan fenomena yang akan terjadi.
3.
Membimbing praktik profesi.
Teori ilmu pengetahuan bukan hanya dihafal dan dipahami akan tetapi wajib
diterapkan dalam pelaksanaan profesi agar profesi dapat melayani masyarakat
dengan baik.
4.
Mengembangkan ilmu pengetahuan.
Teori merupakan alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
5.
Kehidupan berlandaskan teori ilmu
pengetahuan.
Negara-negara lain seperti Amerika, Jepang, Korea, dll, bisa maju dan
kehidupannya lebih sejahtera dari pada Indonesia , karena dalam melaksanakan
kehidupannya mereka menerapkan ilmu pengetahuan.
B. Pengertian Evaluasi
Evaluasi
dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti penilaian; hasil. Evaluasi
berasal dari kata evaluation (bahasa inggris). Kata tersebut diserap ke dalam
perbendaharaan istilah bahasa indonesia dengan tujuan mempertahankan kata
aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”. Evaluasi,
riset evaluasi atau sain evaluasi merupakan ilmu antar cabang ilmu pengetahun. Evaluasi
merupakan alat dari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan
menilai fenomena ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan dalam penerapan
ilmu pengetahuan dalam praktik profesi. Karena itu ilmu evaluasi berada di
berbagai cabang ilmu pengetahuan. Sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mandiri,
ilmu evaluasi didukung oleh sejumlah teori. Menurut Bryan & White (1987), evaluasi adalah upaya
untuk mendokumentasi dan melakukan penilaian tentang apa yang terjadi dan juga
mengapa hal itu terjadi, evaluasi yang paling sederhana adalah mengumpulkan
informasi tentang keadaan sebelum dan sesudah pelaksanaan suatu
program/rencana.
Pengertian evaluasi menurut Charles O. Jones
dalam Aprilia (2009) adalah “evaluation is an activity which can contribute
greatly to the understanding and improvement of policy development and
implementation” (evaluasi adalah kegiatan yang dapat menyumbangkan pengertian
yang besar nilainya dan dapat pula membantu penyempurnaan pelaksanaan kebijakan
beserta perkembangannya). Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kegiatan
evaluasi dapat mengetahui apakah pelaksanaan suatu program sudah sesuai dengan
tujuan utama, yang selanjutnya kegiatan evaluasi tersebut dapat menjadi tolak
ukur apakah suatu kebijakan atau kegiatan dapat dikatakan layak diteruskan,
perlu diperbaiki atau dihentikan kegiatannya.
Menurut PP No. 39 Tahun 2006, Evaluasi adalah
rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output),
dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.
Menurut Ernest R. Alexander dalam Aminudin
(2007), metode evaluasi dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
1) Before
and after comparisons, metode ini mengkaji suatu obyek penelitian dengan
membandingkan antara kondisi sebelum dan kondisi sesudahnya.
2) Actual
versus planned performance comparisons, metode
ini mengkaji suatu obyek penelitian dengan membandingkan kondisi yang ada (actual)
dengan ketetapan perencanaan yang ada (planned)
3) Experintal
(controlled) model, metode
yang mengkaji suatu obyek penelitian dengan melakukan percobaan yang terkendali
untuk mengetahui kondisi yang diteliti.
4) Quasi
experimental models, merupakan
metode yang mengkaji suatu obyek penelitian dengan melakukan percobaan tanpa
melakukan pengontrolan/pengendalian terhadap kondisi yang diteliti.
5) Cost
oriented models, metode ini
mengkaji suatu obyek penelitian yang hanya berdasarkan pada penilaian biaya
terhadap suatu rencana.
Menurut Scriven (1999) ada dua model evaluasi yaitu:
Ø
Goal Free Evaluation
Dalam melaksanakan evaluasi program,
evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program, yang perlu
diperhatikan dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya (kinerja) suatu
program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi (pengaruh)
baik hal-hal yang positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal yang
negatif (yang tidak diharapkan).
Ø
Evaluasi formatif-sumatif
Evaluasi formatif adalah suatu evaluasi yang
biasanya dilakukan ketika suatu program tertentu sedang dikembangkan dan
biasanya dilakukan lebih dari sekali dengan tujuan untuk melakukan perbaikan.
Tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk memastikan tujuan yang diharapkan
dapat tercapai dan untuk melakukan perbaikan suatu produk atau program.
evaluasi formatif dilakukan untuk memberikan informasi evaluatif yang
bermanfaat untuk memperbaiki suatu program. ada dua faktor yang mempengaruhi
kegunaan evaluasi formatif, yaitu kontrol dan waktu.
Evaluasi sumatif yaitu penilaian hasil-hasil
yang telah dicapai secara keseluruhan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
Waktu pelaksanaan pada saat akhir proyek sesuai dengan jangka waktu proyek
dilaksanakan. Untuk evaluasi yang menilai dampak proyek, dapat dilaksanakan
setelah proyek berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata.
Menurut P.P No 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, di dalam
pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan pada berbagai tahapan yang
berbeda, yaitu;
1) Evaluasi
pada Tahap Perencanaan (ex-ante), yaitu evaluasi dilakukan sebelum
ditetapkannya rencana pembangunan dengan tujuan untuk memilih dan menentukan
skala prioritas dari berbagai alternatif dan kemungkinan cara mencapai tujuan
yang telah dirumuskan sebelumnya;
2) Evaluasi
pada Tahap Pelaksanaan (on-going), yaitu evaluasi dilakukan pada saat
pelaksanaan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan
rencana dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya, dan
3) Evaluasi
pada Tahap Pasca-Pelaksanaan (ex-post), yaitu evaluasi yang dilaksanakan
setelah pelaksanaan rencana berakhir, yang diarahkan untuk melihat apakah
pencapaian (keluaran/hasil/dampak) program mampu mengatasi masalah pembangunan
yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk menilai efisiensi (keluaran
dan hasil dibandingkan masukan), efektivitas (hasil dan dampak terhadap
sasaran), ataupun manfaat (dampak terhadap kebutuhan) dari suatu program.
C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti
mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2002 : 13),
ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih
difokuskan pada masing-masing komponen.
Menurut Crawford (2000 ; 30), tujuan dan atau fungsi
evaluasi adalah :
1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.
2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap
prilaku hasil.
3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.
4. untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang
dilakukan.
Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah
untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk menentukan/membuat kebijakan
tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.
D. Teknik Evaluasi
Untuk membuat sebuah keputusan yang merupakan
tujuan akhir dari proses evaluasi diperlukan data yang akurat. Untuk memperoleh
data yang akurat diperlukan teknik dan instrumen yang valid dan reliabel.
Secara garis besar evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan
teknik nontes (alternative test).
Seorang guru dapat dikatakan berhasil dalam memberikan pembelajaran apabila
telah terjadi perubahan tingkah laku siswa atau pengetahuan siswa ke arah yang
lebih positif atau lebih baik. Oleh karena itu, guru memiliki andil yang sangat
besar dalam keberhasilan siswanya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi seorang
guru mengevaluasi siswanya dengan cara yang baik dan objektif. Sesuai dengan
salah satu peran guru yang disebutkan bahwa guru merupakan evaluator artinya,
untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dilakukan selain itu guru dharus
dapat mengoreksi apakah cara pembelajarannya itu harus diperbaiki atau
dipertahankan.
Pentingnya evaluasi bagi guru bertujuan untuk:
a.
Menggambarkan kemampuan belajar siswa
b.
mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar - mengajar
c.
Menentukan tindak lanjut hasil penilaian (akan diperbaiki atau dipertahankan)
d.
memberikan pertanggungjawaban
Adapun prosedur dalam membuat evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.
Membuat perencanaan
-
Merumuskan tujuan evaluasi
-
Menyusun kisi-kisi
-
Menulis soal
-
Uji coba dan menganalisis soal
-
Revisi dan merakit soal
b.
Pengumpulan data
c.
Pengoalahan dan Penafsiran
d.
Laporan
e.
Pemanfaatan Evaluasi.
2.3 Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Menurut Wiersma dan Jurs mengemukakan perbedaan antara evaluasi pengukuran dan
penilaian. Mereka berpendapat bahwa Evaluasi adalah suatu proses yang mencakup
pengukuran dan penilaian. Evaluasi memiliki cakupan yang luas :
1.
Pengukuran (Measurment)
Pengukuran (Measurment) merupakan suatu proses dalam menentukan kuantitas.
Dalam proses pembelajaran diartikan sebagai pemberian angka pada status atribut
atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu
menurut aturan atau formulasi yang jelas.. Definisi pengukuran menurut
beberapa ahli antara lain :
- Menurut
Mahrens; pengukuran dapat diartikan sebagai informasi berupa angka yang
diperoleh melalui proses tertentu.
- Menurut
Suharsimi Arikunto; pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran
- Menurut
Lien; pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpulkan dengan menggunakan alat
ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.
2.
Penilaian (Assessment)
Penilaian atau Assessment merupakan Peroses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan kualitas yaitu nilai dan arti dari hasil belajar
peserta didik atau pengambilan keputusan dapat dikatakan baik atau tidaknya
sesuaidengan kriteria.
Adapun menurut beberapa ahli tentang pengertian penilaian adalah sebagai
berikut :
- Menurut
Suharsimi Arikunto; menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu
dengan baik, penilaian yang bersifat kuantitatif
- Menurut
Mahrens; penilaian adalah suatu pertimbangn professional atau proses yang
memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu.
3. Evaluasi
(Evaluation)
Evaluasi
merupakan suatu proses yang dapat dijadikan salahsatu acuan oleh seorang
pendidik untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar.
Adapun
pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian evaluasi adalah sebagi berikut
:
- Menurut
Norman E. Grounloud; evaluasi dalah suatu proses yang sistematik dan
berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan
efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan.
- Menurut
Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk
menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan
- Evaluasi
adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang
telah dicapai seseorang.
4.
Tes
Tes berasal dari
bahasa latin “testum” yang berarti
sebuah piringan atau jambangan dari tanah liat. Istilah ini dipergunakan dalam
lapangan psikologi dan selanjutnya hanya dibatasi sampai metode psikologi,
yaitu suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan
mulai dari pemberian suatu tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan
suatu masalah tertentu. Pada hakikatnya tes adalah suatu alat yang berisi
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh
peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Dengan demikian,
fungsi tes adalah sebagai alat ukur.
Fungsi
tes adalah :
1.
Sebagai salah satu alat ukur keberhasilan bagi siswa
2.
Sebagai alat ukur keberhasilan pengajaran bagi guru
Dalam penilaian kita melakukan suatu proses yang
dinamakan pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara memberikan tes
kepada siswa, baik itu tertulis maupun tidak tertulis.
Sebenarnya
antara evaluasi dan penilaian memiliki persamaan juga perbedaan. Persamaanya
sama-sama menentukan/menilai tentang suatu objek. Sedangkan perbedaannya
Penilaian hanya memiliki ruang lingkup yang sempit atau hanya menilai salahsatu
aspek saja. Sedangkan memiliki cakupan yang luas mencakup semua komponen yang
ada dalam sistem tersebut baik internal maupun eksternal.
E.
Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Dalam proses evaluasi pembelajaran, guru berperan sebagai Evaluator yang
berfungsi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seorang guru dalam proses
pembelajaran, atau evaluasi juga dapat dikatakan sebagai penentu untuk
mengetahui apakah proses/cara belajar mengajar itu harus dipertahankan atau
diperbaiki lagi. Oleh sebab itu, peran guru disini sangat menentukan. Dalam
peraturan pemerintah No. 41 Tahun 2007, tentang standar proses dinyatakan bahwa
evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran
secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, dan
penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan
dengan cara:
- Membandingkan
proses pembelajaran guru dengan standar proses
- Mengidentifikasi
kinerja guru sesuai dengan kompetensi guru.
F. Teori Evaluasi Menurut Para Ahli
a. Peran Teori Evaluasi
Sebagai
cabang ilmu penelitian, evaluasi memerlukan teori evaluasi dan teori ilmu-ilmu
sosial sebagai bagian dari ojek evaluasi. Para teoritis evaluasi berbeda
pendapat mengenai penggunaan teori evaluasi dan teori ilmu sosial dalam
evaluasi. Umumnya pendapat mereka dapat dikelompokkan menjadi dua : mereka yang
berpendapat evaluasi sangat membutuhkan teori, dan mereka yang berpendapat
bahwa evaluasi tidak membutuhkan teori dalam melakukan evaluasi.
1. Evaluasi Sangat Membutuhkan Teori
Teori
evaluasi dan teori ilmu sosial mempunyai pengaruh penting terhadap evaluasi program
modern. Pendapat ini dikemukakan oleh Alkin, Chen, Donaldson, Fetterman,
Lipsey, Mark, Rossi, Freeman, Shadish, Cooc dan Campbell dan Weiss (Stewart I.
Donaldson dan Mark W. Lipsey, 2006). Shadish dalam pidatonya di muka American
Evaluation Association yang berjudul Evaluation Theory is Who We Are menyatakan
yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut :
“Semua evaluator
harus mengetahui teori evaluasi sebab teori adalah apa yang kita percakapkan
lebih banyak dari pada yang lainnya, teori tampaknya menimbulkan perdebatan
tajam, teori memberikan kita bahasa yang kita pakai untuk berkata kepada diri
sendiri dan kepada orang lain, dan mungkin paling penting, teori membuat kita
berbeda dari profesi lain, dan untuk membuat teori evaluasi merpakan inti dari
pada identitas kita. Setiap profesi memerlukan dasar pengetahuan yang unik.
Bagi kita, teori evaluasi merupakan ilmu pengetahuan.”
Para evaluator yang berpendapat bahwa teori adalah
esensial bagi evaluasi, akan memulai perencanaan evaluasi dengan mengembangkan
teori mengenai program yang akan dievaluasi.
2.
Evaluasi Tidak Terlalu Membutuhkan Teori
Sejumlah pakar evaluasi ternama seperti Michael
Scriven menyatakan bahwa evaluasi kurang membutuhkan teori (Stewatt I.
Donaldson dan Mark W. Lipsey, 2006). Michael Scriven menyatakan bahwa evaluator
mungkin melakukan evaluasi program dengan baik tanpa mempergunakan teori evaluasi
atau teori program. Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program.Pikiran
evaluator yang salah menurut Scriven adalah bahwa dalam melaksanakan
evaluasi ia harus mempunyai logika teori
evaluasi dan teori program.
Namun disisi lain W.R. Shadish (1990) mengemukakan
paling tidak ada enam peran dari teori evaluasi :
a. Teori
evaluasi menyediakan suatu bahasa yang dapat dipakai para evaluator untuk
membahas
evaluasi satu sama lain.
b.
Teori evaluasi
meliputi banyak hal dalam bidang evaluasi yang menjadi perhatian mendalam para
evaluator.
c.
Teori evaluasi
mendefinisikan tema mayoritas konferensi profesional evaluasi.
d.
Teori menyediakan
para evaluator dengan identitas berbeda dengan identitas profesional lainnya.
e.
Teori evaluasi
menyediakan muka yang dikemukakan para evaluator kepada dunia luar.
f.
Teori evaluasi
menyediakan dasar pengetahuan yang mendefinisikan profesi evaluator.
Menurut Shadish, keenam peran teori evaluasi tersebut
merupakan suatu benang (thread) sentral dalam kain sosial profesi evaluasi.
Teori evaluasi memfasilitasi komunikasi di antara evaluator yang berpraktik di
seluruh dunia, membantu praktisi evaluator memahami dan berbagai praktik
terbaik dan rasional untuk berbagai prosedur yang direkomondasikan dan dipakai
dalam praktik.
Anna Madison, presiden African Evaluation Association,
menganalisis sejumlah teoriyang dikemukakan oleh para pakar evaluasi. Menurut
Anna Madison,teori menunjukkan tubuh ilmu pengetahuan, mengategorikan,
melukiskan, meramalkan,
menjelaskan, dan membantu memahami fenomena. Tujuan dai teori evaluasi program
adalah untuk menyediakan tubuh ilmu pengetahuan yang melukiskan dan menjelaskan
pekerjaan para evaluator. Teori evaluasi mengidentifikasi dan menjelaskan
praktik-praktik evaluasi.
BAB III
KESIMPULAN
Dari
pembahasan makalah ini, maka penulis menyimpulkan bahwa Evaluasi sebagai cabang
ilmu penelitian, evaluasi memerlukan teori evaluasi dan teori ilmu-ilmu sosial
sebagai bagian dari ojek evaluasi. Para teoritis evaluasi berbeda pendapat
mengenai penggunaan teori evaluasi dan teori ilmu sosial dalam evaluasi.
Umumnya
pendapat para ahli dapat dikelompokkan menjadi dua yakni: mereka yang
berpendapat evaluasi sangat membutuhkan teori. Dalam hal ini para ahli
berpedoman berdasarkan teori-teori para ahli sebelumnaya dan dikaji dari sudut
keilmuan serta pengalaman mereka di lapangan evaluasi. Tetapi mereka (para ahli evaluator) yang berpendapat
bahwa evaluasi tidak membutuhkan teori dalam melakukan evaluasi, para ahli ini
hanya berpedoman pada emprisme yang mereka temukan di lapangan saja.
Penulis
menyimpulkan bahwa teori evaluasi sangat diperlukan sekali karena evaluasi merupakan salah satu cabang ilmu.
Salah satu persyaratan suatu cabang ilmu pengetahuan adalah mempunyai teori
karena inti dari ilmu pengetahuan adalah teori.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Lembaga
Alkitab Indonesia ( LAI), Jakarta, 2009
2.
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
( Jakarta, Balai Pustaka, 2000).
3.
Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si, Dr, EVALUASI, (DEPOK,
PT. RAJAGRAFINDO
Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si, EVALUASI, (DEPOK,
PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2012), page 27
. Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si, EVALUASI, (DEPOK,
PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2012), page 28
.Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan,
(Jakarta, PT. Bumi Aksara,2010), page 1
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar
- Dasar Evaluasi Pendidikan,
(Jakarta, PT. Bumi Aksara,2012), page 325