Rabu, 15 Mei 2013

Judul Disertasi yang visioner: Pemanfaatan Free Weblog sebagai Bahan Ajar Online di STT

Judul Disertasi yang visioner: Pemanfaatan Free Weblog sebagai Bahan Ajar Online di STT


Kegembiraan saya yakni realisasi dari salah satu variable disertasi saya yaitu: “Pemanfaatan Free Weblog sebagai Bahan Ajar Online” dalam menunjang Efektivitas Proses Pembelajaran di STT. Judul lengkap dari disertasi saya yaitu: Pengaruh Kompetensi Paedagogik, Motivasi Berprestasi Dosen, Integrasi Pendidikan Karakteristik Unggul Berdasar Didaktik Yesus Kristus, Pemanfaatan Free Weblog sebagai Bahan Ajar Online Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di STT.
Waktu diuji ada penguji yang menyatakan bahwa “kita sudah tahu” tidak ada temuan baru dalam disertasi saudara. Saya katakana ya dan tidak. Ya memang semua sudah tahu Blog tetapi sangat sedikit yang menggunakan Blog untuk mempublikasikan bahan ajar menjadi sumber online yang dapat diakses oleh mahasiswa dan umum. Ketika saya membuka blog salah satu penguji, ya isi blognya bagus tapi tampilannya (templatenya) biasa-biasa saja, tetapi di blog saya (dengan sedikit bangga) saya katakan berbeda. Ada tombol-tombol navigasi untuk Silabus, Standar Kompetensi, Materi kuliah, Tugas Mahasiswa, Ujian Online, Nilai online dan lain-lain. Silakan pembaca mencari di google Indonesia dengan kata kunci: Bahan Ajar Online Berbasis Free weblog maka akan ditemukan sejumlah mata kuliah yang saya asuh di beberapa STT. Pembaca juga dapat mencari di google dengan kata kunci: Blog Dosen Teologi, Blog Dosen Pendidikan Agama Kristen Indonesia, Saya rindu menjadi salah satu penggagas di STT yang memanfaatkan Blog sebagai media yang efektif untuk eksistensi dosen dalam menulis dan mempublikasikan tulisan. Memang ini sifatnya gratis, tida ada yang membayar kita, tetapi kita harus memiliki motivasi berprestasi. Saya bermimpi suatu saat kita hidup layak dengan pekerjaan “Blogger Profesional” dengan tidak meninggalkan pekerjaan mengajar. Saya sudah mulai menikmati berpenghasilan online melalui blog gratis seperti Blogspot. Suatu saat saya akan tunjukkan penghasilan saya. Saya membangun blog dengan susah paya sejak tahun 2009, kini baru aku mulai menikmatinya yaitu “penghasilan online”, sedang di mobil oikumene (angkot umum) ada sms, telp dan cek email ya ada pesanan produk. Ha ha ha
Guru swasta/dosen swasta memang penghasilannya menyedihkan, tetapi ayo rekan-rekan guru dan dosen mari kita cari solusi, kita menjadi solusi penghasilan, sambil tetap menanti roti-roti yang jatuh dari meja tuan (pemilik yayasan, sekolah dll). Roti yang jatuh kadang kecil tetapi marilah kita berjuang dalam didaktik Yesus Kristus.

Salam
Dr. Yonas Muanley, M.Th.

Gelar Doktor ditempuh di STT Rahmat Emmanuel Jakarta tahun 2012, sebuah STT yang menerima kami secara baik, sambutan ketua harian yaitu Bapak Harisa Supit, M.Si. dan memungkinkan kami menyelesaikan Studi (ujian disertasi) dengan mengikuti beberapa kuliah penyesuaian oleh Dr. John Virgil, M.Th.

Kuliah Program Doktoral sejak tahun 2008 di STT Baptis Indonesia Semarang, dan pindah (surat-surat lengkap: Transkrip, surat pindah, surat kelakuan baik selama studi yang dikeluarkan Rektorat STT Baptis Semarang). Saya sudah mengajukan judul disertasi di STT Baptis Semarang tetapi karena faktor jarak Jakarta dan Semarang maka kami bertemu ketua STT dan selanjutnya di Jakarta mengirim surat pengunduran diri dan diterima secara baik. Terimakasih untuk Almamater saya yang pernah membentuk saya, walau saya tidak menyelesaikan di STT Baptis Semarang tetapi sistem kuliah di STT Baptis Semarang sangat menolong saya.

Selasa, 14 Mei 2013

TUGAS AKHIR MAHASISWA M.Pd.K STT RAHMAT EMMANUEL

TUGAS AKHIR MAHASISWA M.Pd.K  STT RAHMAT EMMANUEL
Bahan ini dimuat atas izin mahasiswa yang bersangkutan. Mohon diperhatikan aturan kutipan dari sumber yang dilindungi hak cipta. Silakan mahasiswa STT REM Program Magister PAK yang telah selesai belajar Evaluasi PAK boleh nyusul (mengirim naskah via email untuk selanjutnya dipublis di blog ini. Jika para pembaca mendapati isi blog ini ada pelagiat maka dapat menyarankan kepada kami di email: ymuanley@gmail.com atau via telp: 081388662585 dan selanjutnya kami akan menghilangkannya. Kita meminimalkan dosa akademis (pelagiat). Terimakasih untuk saudara Fatizanola Warasi, S.Th. yang berkenaan mengizinkan tugasnya dimuat dalam blog ini. Blog ini dikelola dan dalam tanggungjawab: Dr. Yonas Muanley, M.Th.




TUGAS AKHIR

TEORI EVALUASI


Mata Kuliah : EVALUASI PAK
Dosen Pengampu: Dr. Yonas Muanley, M.Th





 









OLEH :
FATIZANOLO WARASI, S.Th
NIM:   01238108





PROGRAM PASCA SARJANA
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK)
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI RAHMAT EMMANUEL (STT-RE)
JAKARTA 2013



BAB I
 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap ilmu pengetahuan mempunyai berbagai teori yang membentuk tubuh ilmu pengetahuan. Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan di antara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.
Demikian juga pada setiap bidang terutama bidang pendidikan, perlu evaluasi. Dan di dalam melakukan evaluasi dibutuhkan teori evaluasi. Dalam bidang pendidikan salah satunya adalah mengevaluasi program, misalnya : kurikulum, proses dan metode pembelajaran, tenaga pendidik, dan sebagainya. Untuk lebih jelas pembahasannya, maka penulis mengangkat makalah ini dengan judul:   “ Teori Evaluasi.”
Menurut Dr. Yonas Muanley, M.Th bawa: “Dalam  ilmu Pendidikan Agama Kristen (PAK) tidak dibahas teori evaluasi secara khusus namun secara keilmuan teori evalusai sangat dibutuhkan sekali dalam pengembangan Pendidikan Agama Kristen, secara progresif dan berkesinambunagan.” Evaluasi sebenarnya ada tertulis dalam alkitab, berbunyi demikian:
“ Allah melihat semuanya itu baik.” (Kejadian 1:25b) 
Dari ayat tersebut di atas bahwa sebenarnya Tuhan menilai hasil dari ciptaanya baik. Kemudian Allah juga memberikan mandat kepada manusia  untuk melanjutkan tugas tersebut untuk menjaga, merawat, mengusahakan ciptaanNya.

B. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pendapat-pendapat para pakar tentang teori evaluasi.

C.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah, pengertian dari teori, fungsi teori, pengertian evaluasi serta pendapat – pendapat para ahli tentang teori evaluasi.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.    Pentingnya Teori

1.      Pengertian Teori

Salah satu persyaratan suatu cabang ilmu pengetahuan adalah mempunyai teori. Tak ada ilmu pengetahuan tanpa mempunyai teori karena inti dari ilmu pengetahuan adalah teori. Fred N. Kerlinger (1986) mendefenisikan teori ilmu pengetahuan sebagai berikut :
“ A theory is a set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of explaining and predicting the fenomena.”
Defenisi ini mengemukakan tiga hal mengenai teori :
1.      Teori merupakan suatu set dalil yang terdiri dari konstruk-konstruk yang mempunyai definisi dan saling terkait.
2.      Teori mengemukakan saling terkaitnya suatu set variabel-variabel (konstruk-konstruk) , dan dalam melakukan itu, mengemukakan suatu pandangan sistematik mengenai fenomena yang dilukiskan oleh variabel-variabel.
3.      Teori menjelaskan tentang fenomena. Dalam melakukan hal tersebut teori menjelaskan variabel apa, berkaitan dengan fariabel apa, dan bagaimana variabel-fariabel tersebut berhubungan. Jadi memungkinkan peneliti untuk memprediksi dari variabel tertentu ke variabel lainnya.[1]
Menurut  wikipedia,  Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.[2] Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta. Pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif.
Dalam ilmu pengetahuan, teori model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan). Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan (misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak pengamatan dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan.
Sebagai cabang ilmu yang mandiri mempunyai banyak teori yang unik khusus untuk cabang ilmu tersebut. Bagi suatu cabang ilmu , teori-teorinya membentuk kerangka tubuh dari ilmu tersebut. Jika dibandingkan dengan tubuh manusia, teori-teori membentuk tulang - belulang dan otot-otot dan berbagai organ tubuh lainnya yang esensial bagi kehidupan manusia. Tanpa tulang - belulang dan otot-otot, manusia tidak dapat berdiri, berjalan, dan bergerak untuk mencapai tujuannya.
2.      Fungsi Teori
Tujuan akhir dari ilmu pengetahuan adalah terciptanya teori-teori ilmu pengetahuan. Teori ilmu pengetahuan mempunyai 5 (lima) fungsi , yaitu :
1.      Menjelaskan terjadinya fenomena.
Teori dapat menjelaskan fenomena ilmu pengetahuan yang telah dan sedang terjadi.
2.      Memprediksi fenomena.
Teori ilmu pengetahuan dapat meramalkan fenomena yang akan terjadi.
3.      Membimbing praktik profesi.
Teori ilmu pengetahuan bukan hanya dihafal dan dipahami akan tetapi wajib diterapkan dalam pelaksanaan profesi agar profesi dapat melayani masyarakat dengan baik.
4.      Mengembangkan ilmu pengetahuan.
Teori merupakan alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
5.      Kehidupan berlandaskan teori ilmu pengetahuan.
Negara-negara lain seperti Amerika, Jepang, Korea, dll, bisa maju dan kehidupannya lebih sejahtera dari pada Indonesia , karena dalam melaksanakan kehidupannya mereka menerapkan ilmu pengetahuan. [3]
 B.     Pengertian Evaluasi
Evaluasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti penilaian; hasil. [4] Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa inggris). Kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan istilah bahasa indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”.[5] Evaluasi, riset evaluasi atau sain evaluasi merupakan ilmu antar cabang ilmu pengetahun. Evaluasi merupakan alat dari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu pengetahuan dalam praktik profesi. Karena itu ilmu evaluasi berada di berbagai cabang ilmu pengetahuan. Sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mandiri, ilmu evaluasi didukung oleh sejumlah teori. Menurut Bryan & White (1987), evaluasi adalah upaya untuk mendokumentasi dan melakukan penilaian tentang apa yang terjadi dan juga mengapa hal itu terjadi, evaluasi yang paling sederhana adalah mengumpulkan informasi tentang keadaan sebelum dan sesudah pelaksanaan suatu program/rencana.
Pengertian evaluasi menurut Charles O. Jones dalam Aprilia (2009) adalah “evaluation is an activity which can contribute greatly to the understanding and improvement of policy development and implementation” (evaluasi adalah kegiatan yang dapat menyumbangkan pengertian yang besar nilainya dan dapat pula membantu penyempurnaan pelaksanaan kebijakan beserta perkembangannya). Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kegiatan evaluasi dapat mengetahui apakah pelaksanaan suatu program sudah sesuai dengan tujuan utama, yang selanjutnya kegiatan evaluasi tersebut dapat menjadi tolak ukur apakah suatu kebijakan atau kegiatan dapat dikatakan layak diteruskan, perlu diperbaiki atau dihentikan kegiatannya.
Menurut PP No. 39 Tahun 2006, Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.
Menurut Ernest R. Alexander dalam Aminudin (2007), metode evaluasi dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
1)    Before and after comparisons, metode ini mengkaji suatu obyek penelitian dengan membandingkan antara kondisi sebelum dan kondisi sesudahnya.
2)    Actual versus planned performance comparisons,  metode ini mengkaji suatu obyek penelitian dengan membandingkan kondisi yang ada (actual) dengan ketetapan perencanaan yang ada (planned)
3)    Experintal (controlled) model, metode yang mengkaji suatu obyek penelitian dengan melakukan percobaan yang terkendali untuk mengetahui kondisi yang diteliti.
4)    Quasi experimental models, merupakan metode yang mengkaji suatu obyek penelitian dengan melakukan percobaan tanpa melakukan pengontrolan/pengendalian terhadap kondisi yang diteliti.
5)    Cost oriented models, metode ini mengkaji suatu obyek penelitian yang hanya berdasarkan pada penilaian biaya terhadap suatu rencana.
Menurut Scriven (1999) ada dua model evaluasi yaitu:

Ø  Goal Free Evaluation
Dalam melaksanakan evaluasi program, evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program, yang perlu diperhatikan dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya (kinerja) suatu program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi (pengaruh) baik hal-hal yang positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal yang negatif (yang tidak diharapkan).

Ø  Evaluasi formatif-sumatif
Evaluasi formatif adalah suatu evaluasi yang biasanya dilakukan ketika suatu program tertentu sedang dikembangkan dan biasanya dilakukan lebih dari sekali dengan tujuan untuk melakukan perbaikan. Tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan perbaikan suatu produk atau program. evaluasi formatif dilakukan untuk memberikan informasi evaluatif yang bermanfaat untuk memperbaiki suatu program. ada dua faktor yang mempengaruhi kegunaan evaluasi formatif, yaitu kontrol dan waktu.
Evaluasi sumatif yaitu penilaian hasil-hasil yang telah dicapai secara keseluruhan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Waktu pelaksanaan pada saat akhir proyek sesuai dengan jangka waktu proyek dilaksanakan. Untuk evaluasi yang menilai dampak proyek, dapat dilaksanakan setelah proyek berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata.
Menurut P.P No 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan pada berbagai tahapan yang berbeda, yaitu;
1)    Evaluasi pada Tahap Perencanaan (ex-ante), yaitu evaluasi dilakukan sebelum ditetapkannya rencana pembangunan dengan tujuan untuk memilih dan menentukan skala prioritas dari berbagai alternatif dan kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya;
2)    Evaluasi pada Tahap Pelaksanaan (on-going), yaitu evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan rencana dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya, dan
3)    Evaluasi pada Tahap Pasca-Pelaksanaan (ex-post), yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir, yang diarahkan untuk melihat apakah pencapaian (keluaran/hasil/dampak) program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk menilai efisiensi (keluaran dan hasil dibandingkan masukan), efektivitas (hasil dan dampak terhadap sasaran), ataupun manfaat (dampak terhadap kebutuhan) dari suatu program.[6]

C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2002 : 13), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.
Menurut Crawford (2000 ; 30), tujuan dan atau fungsi evaluasi adalah :
1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam    kegiatan.
2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil.
3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.
4. untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.
Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.

D.    Teknik Evaluasi
Untuk membuat sebuah keputusan yang merupakan tujuan akhir dari proses evaluasi diperlukan data yang akurat. Untuk memperoleh data yang akurat diperlukan teknik dan instrumen yang valid dan reliabel. Secara garis besar evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan teknik nontes (alternative test).
            Seorang guru dapat dikatakan berhasil dalam memberikan pembelajaran apabila telah terjadi perubahan tingkah laku siswa atau pengetahuan siswa ke arah yang lebih positif atau lebih baik. Oleh karena itu, guru memiliki andil yang sangat besar dalam keberhasilan siswanya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi seorang guru mengevaluasi siswanya dengan cara yang baik dan objektif. Sesuai dengan salah satu peran guru yang disebutkan bahwa guru merupakan evaluator artinya, untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dilakukan selain itu guru dharus dapat mengoreksi apakah cara pembelajarannya itu harus diperbaiki atau dipertahankan.
            Pentingnya evaluasi bagi guru bertujuan untuk:
a. Menggambarkan kemampuan belajar siswa
b. mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar - mengajar
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian (akan diperbaiki atau dipertahankan)
d. memberikan pertanggungjawaban
            Adapun prosedur dalam membuat evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Membuat perencanaan
- Merumuskan tujuan evaluasi
- Menyusun kisi-kisi
- Menulis soal
- Uji coba dan menganalisis soal
- Revisi dan merakit soal
b. Pengumpulan data
c. Pengoalahan dan Penafsiran
d. Laporan
e. Pemanfaatan Evaluasi.

2.3 Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
            Menurut Wiersma dan Jurs mengemukakan perbedaan antara evaluasi pengukuran dan penilaian. Mereka berpendapat bahwa Evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan penilaian. Evaluasi memiliki cakupan yang luas :
1.         Pengukuran (Measurment)
            Pengukuran (Measurment) merupakan suatu proses dalam menentukan kuantitas. Dalam proses pembelajaran diartikan sebagai pemberian angka pada status atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas.. Definisi  pengukuran menurut beberapa ahli antara lain :
-          Menurut Mahrens; pengukuran dapat diartikan sebagai informasi berupa angka yang diperoleh melalui proses tertentu.
-          Menurut Suharsimi Arikunto; pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran
-          Menurut Lien; pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.
2.         Penilaian (Assessment)
            Penilaian atau Assessment merupakan Peroses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan kualitas yaitu nilai dan arti dari hasil belajar peserta didik atau pengambilan keputusan dapat dikatakan baik atau tidaknya sesuaidengan kriteria.
            Adapun menurut beberapa ahli tentang pengertian penilaian adalah sebagai berikut :
-          Menurut Suharsimi Arikunto; menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu  dengan baik, penilaian yang bersifat kuantitatif
-          Menurut Mahrens; penilaian adalah suatu pertimbangn professional atau proses yang memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu.
 3.         Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan suatu proses yang dapat dijadikan salahsatu acuan oleh seorang pendidik untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar.
Adapun pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian evaluasi adalah sebagi berikut :
-          Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi dalah suatu proses yang sistematik dan berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan.
-          Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan
-          Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang.
4. Tes
Tes berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piringan atau jambangan dari tanah liat. Istilah ini dipergunakan dalam lapangan psikologi dan selanjutnya hanya dibatasi sampai metode psikologi, yaitu suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Pada hakikatnya tes adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Dengan demikian, fungsi tes adalah sebagai alat ukur.
Fungsi tes adalah :
1. Sebagai salah satu alat ukur keberhasilan bagi siswa
2. Sebagai alat ukur keberhasilan pengajaran bagi guru
Dalam penilaian kita melakukan suatu proses yang dinamakan pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara memberikan tes kepada siswa, baik itu tertulis maupun tidak tertulis.
Sebenarnya antara evaluasi dan penilaian memiliki persamaan juga perbedaan. Persamaanya sama-sama menentukan/menilai tentang suatu objek. Sedangkan perbedaannya Penilaian hanya memiliki ruang lingkup yang sempit atau hanya menilai salahsatu aspek saja. Sedangkan memiliki cakupan yang luas mencakup semua komponen yang ada dalam sistem tersebut baik internal maupun eksternal.
 E.     Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
            Dalam proses evaluasi pembelajaran, guru berperan sebagai Evaluator yang berfungsi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seorang guru dalam proses pembelajaran, atau evaluasi juga dapat dikatakan sebagai penentu untuk mengetahui apakah proses/cara belajar mengajar itu harus dipertahankan atau diperbaiki lagi. Oleh sebab itu, peran guru disini sangat menentukan. Dalam peraturan pemerintah No. 41 Tahun 2007, tentang standar proses dinyatakan bahwa evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
-          Membandingkan proses pembelajaran guru dengan standar proses
-          Mengidentifikasi kinerja guru sesuai dengan kompetensi guru.

F.      Teori Evaluasi Menurut Para Ahli
a.      Peran Teori Evaluasi
Sebagai cabang ilmu penelitian, evaluasi memerlukan teori evaluasi dan teori ilmu-ilmu sosial sebagai bagian dari ojek evaluasi. Para teoritis evaluasi berbeda pendapat mengenai penggunaan teori evaluasi dan teori ilmu sosial dalam evaluasi. Umumnya pendapat mereka dapat dikelompokkan menjadi dua : mereka yang berpendapat evaluasi sangat membutuhkan teori, dan mereka yang berpendapat bahwa evaluasi tidak membutuhkan teori dalam melakukan evaluasi.

1.      Evaluasi Sangat Membutuhkan Teori
Teori evaluasi dan teori ilmu sosial mempunyai pengaruh penting terhadap evaluasi program modern. Pendapat ini dikemukakan oleh Alkin, Chen, Donaldson, Fetterman, Lipsey, Mark, Rossi, Freeman, Shadish, Cooc dan Campbell dan Weiss (Stewart I. Donaldson dan Mark W. Lipsey, 2006). Shadish dalam pidatonya di muka American Evaluation Association yang berjudul Evaluation Theory is Who We Are menyatakan yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut :
“Semua evaluator harus mengetahui teori evaluasi sebab teori adalah apa yang kita percakapkan lebih banyak dari pada yang lainnya, teori tampaknya menimbulkan perdebatan tajam, teori memberikan kita bahasa yang kita pakai untuk berkata kepada diri sendiri dan kepada orang lain, dan mungkin paling penting, teori membuat kita berbeda dari profesi lain, dan untuk membuat teori evaluasi merpakan inti dari pada identitas kita. Setiap profesi memerlukan dasar pengetahuan yang unik. Bagi kita, teori evaluasi merupakan ilmu pengetahuan.”
Para evaluator yang berpendapat bahwa teori adalah esensial bagi evaluasi, akan memulai perencanaan evaluasi dengan mengembangkan teori mengenai program yang akan dievaluasi.

2.      Evaluasi Tidak Terlalu Membutuhkan Teori
Sejumlah pakar evaluasi ternama seperti Michael Scriven menyatakan bahwa evaluasi kurang membutuhkan teori (Stewatt I. Donaldson dan Mark W. Lipsey, 2006). Michael Scriven menyatakan bahwa evaluator mungkin melakukan evaluasi program dengan baik tanpa mempergunakan teori evaluasi atau teori program. Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program.[7]Pikiran evaluator yang salah menurut Scriven adalah bahwa dalam melaksanakan evaluasi  ia harus mempunyai logika teori evaluasi dan teori program.
Namun disisi lain W.R. Shadish (1990) mengemukakan paling tidak ada enam peran dari teori evaluasi :
 a. Teori evaluasi menyediakan suatu bahasa yang dapat dipakai para evaluator untuk
                  membahas evaluasi satu sama lain.
b.      Teori evaluasi meliputi banyak hal dalam bidang evaluasi yang menjadi perhatian mendalam para evaluator.
c.       Teori evaluasi mendefinisikan tema mayoritas konferensi profesional evaluasi.
d.      Teori menyediakan para evaluator dengan identitas berbeda dengan identitas profesional lainnya.
e.       Teori evaluasi menyediakan muka yang dikemukakan para evaluator kepada dunia luar.
f.       Teori evaluasi menyediakan dasar pengetahuan yang mendefinisikan profesi evaluator.
Menurut Shadish, keenam peran teori evaluasi tersebut merupakan suatu benang (thread) sentral dalam kain sosial profesi evaluasi. Teori evaluasi memfasilitasi komunikasi di antara evaluator yang berpraktik di seluruh dunia, membantu praktisi evaluator memahami dan berbagai praktik terbaik dan rasional untuk berbagai prosedur yang direkomondasikan dan dipakai dalam praktik.
Anna Madison, presiden African Evaluation Association, menganalisis sejumlah teoriyang dikemukakan oleh para pakar evaluasi. Menurut Anna Madison,teori menunjukkan tubuh ilmu pengetahuan, mengategorikan, melukiskan, meramalkan[8], menjelaskan, dan membantu memahami fenomena. Tujuan dai teori evaluasi program adalah untuk menyediakan tubuh ilmu pengetahuan yang melukiskan dan menjelaskan pekerjaan para evaluator. Teori evaluasi mengidentifikasi dan menjelaskan praktik-praktik evaluasi.[9]

BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah ini, maka penulis menyimpulkan bahwa Evaluasi sebagai cabang ilmu penelitian, evaluasi memerlukan teori evaluasi dan teori ilmu-ilmu sosial sebagai bagian dari ojek evaluasi. Para teoritis evaluasi berbeda pendapat mengenai penggunaan teori evaluasi dan teori ilmu sosial dalam evaluasi.
Umumnya pendapat para ahli dapat dikelompokkan menjadi dua yakni: mereka yang berpendapat evaluasi sangat membutuhkan teori. Dalam hal ini para ahli berpedoman berdasarkan teori-teori para ahli sebelumnaya dan dikaji dari sudut keilmuan serta pengalaman mereka di lapangan evaluasi. Tetapi  mereka (para ahli evaluator) yang berpendapat bahwa evaluasi tidak membutuhkan teori dalam melakukan evaluasi, para ahli ini hanya berpedoman pada emprisme yang mereka temukan di lapangan saja.
Penulis menyimpulkan bahwa teori evaluasi sangat diperlukan sekali karena  evaluasi merupakan salah satu cabang ilmu. Salah satu persyaratan suatu cabang ilmu pengetahuan adalah mempunyai teori karena inti dari ilmu pengetahuan adalah teori.  

 DAFTAR PUSTAKA

1.      Lembaga Alkitab Indonesia ( LAI), Jakarta, 2009
2.       Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta, Balai Pustaka, 2000).
3.      Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si, Dr, EVALUASI, (DEPOK, PT. RAJAGRAFINDO 
            PERSADA, 2012).
 4.    www.go.id, Pengertian Teori.
 5.    Suharsimi Arikunto, Prof. Dr, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta, Bumi Aksara, 
           2012).
      6.   Suharsimi Arikunto, Prof. Dr, Evaluasi Program Pendidikan, ( Jakarta, Bumi Aksara,
           2010)



[1] Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si, EVALUASI, (DEPOK, PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2012), page 27
[2] WWW. Wikipedia Bahasa Indonesia,  Pengertian Teori ,  Diakses Tanggal 25 April 2013
[3]. Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si, EVALUASI, (DEPOK, PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2012), page 28
[4] . Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta, Balai Pustaka, 2000), Page 310
[5] . Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta, PT. Bumi Aksara,2010), page 1
[6].www.go.id, Pengertian Teori,  Diakses Tanggal 01 Mei 2013
[7]Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, PT. Bumi Aksara,2012), page 325
[8] Dr. . Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si, EVALUASI, (DEPOK, PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2012), page 32
9 Ibid, page 33